
Pada saat SMP, saya memilih ekstra kurikuler tari dan karawitan. Berbagai tarian diajarkan oleh Bapak Sudarminto dan semuanya adalah kreasi baru. Mungkin karena terlalu pe-de dengan kemampuan saya sendiri, pada saat ujian tari tahun pertama nilai saya jelek. Ternyata saya berlebihan dalam memperagakan dasar-dasar tari yang diujikan hohoho...pelajaran lagi OJO DUMEH! Di tahun ke-dua saya mulai mawas diri dan ternyata membuahkan hasil. Pak Guru mulai melirik saya dan menyadari bakat saya (cieh..cieh...sombong lagi niii). Dan terpilihlah saya untuk mewakili sekolah dalam perlombaan tari dalam rangka hari pendidikan nasional.
Walaupun tari bukan hal baru bagi saya, namun tari gaya Yogyakarta menjadi sangat baru untuk saya. Dalam lomba tari ini saya harus membawakan beksan Retno Asri. Beruntung penciptanya adalah salah satu guru saya di paguyuban Wayang Bocah Kusuma Indria, Mbak Inul. Maka saya langsung nyuwun les privat ke rumah beliau di Kemitbumen. Saya berusaha berlatih semampu saya untuk menyesuaikan dengan dasar gerak tari gaya Yogyakarta. Saat latihan saya sering memperhatikan Mbak Asteria Retno Swastiastuti .ak.a Mbak Ias, adik Mbak Inul, yang juga latihan menari beksan yang sama untuk lomba tingkat SMA. Kemampuan Mbak Iyaz sudah tidak diragukan lagi menurut saya mengingat kedua orang tua dan kedua kakaknya mengajar di ISI Yogyakarta (cmiiw). Dua tahun mewakili sekolah saya dalam perlombaan tari, dua kali pula saya menduduki juara 2. Juara 1 selalu diduduki oleh seorang penari cilik dari SMP 8 yang saya lupa namanya. Gerakannya memang begitu gemulai, kalau ibu saya mengungkapkan, tariannya nggandhul yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh penari tingkat advance.
Pada akhirnya justru beksan Retno Asri inilah yang sangat sering saya bawakan sampai kuliah bila saya diminta untuk menari dalam acara-acara tertentu, jauh dari komunitas penari yang saya cintai, bahkan sampai ke negara Belanda ketika saya ngekor ayah saya dalam suatu acara course pendidikan kedokteran. Tarian ini yang pada akhirnya menjadi satu-satunya tarian yang tersisa dan bertahan di ingatan saya. Saya sering menarikannya sendiri di rumah ketika sedang rindu penari dan menari.
picture is taken from http://tjokrosuharto.com/catalog/product_info.php/cPath/27_50/products_id/175